Ketika mengunjungi beberapa Negara selain tempat
perbelanjaan tak lupa saya juga mengunjungi perpustakaan di Negara tersebut. Karena
menurut saya maju atau tidaknya sebuah Negara terlihat dari bagaimana
kondisi perpustakaannya. Begitupun ketika saya memutuskan untuk travelpacker ke
Singapura tahun lalu. Saya menyiapkan waktu khusus untuk menjelajah dan mencari
informasi apapun di Perpustakaan Nasional Singapura. Perpustakaan Nasional
Singapura terletak di jalan Victoria.
Hal pertama yang mencengangkan adalah bangunan dari Perpustakaan
Nasional Singapura yang begitu besar ketika saya tanyakan lebih lanjut terdiri
dari 16 lantai dan 2 blok dan jam layanan dari pukul 09.00 s/d 21.00 serta
layanan Bookdrop yang 24 jam. Stigma perpustakaan yang horror dan mencekam
seketika sirna. Dengan 16 lantai perpustakaan ideal benar-benar ada didepan
mata, bayangkan ada Drama Centre layaknya bioskop professional, ruang anak yang
didesign sangat indah mengusung konsep My Tree House, toilet yang layaknya
hotel bintang 5 tak ayal mampu mendapatkan penghargaan sebagai toilet
perpustakaan terbaik di seluruh dunia serta tempat lainnya yang sangat
terkonsep.
Kali pertama memasuki perpustakaan saya disuguhkan dengan
situasi keramaian khas ketika anak-anak berkunjung ke perpustakaan layaknya
Wisata Buku, mereka sedang mengikuti kegiatan pameran Geographic. Setelah itu saya
mulai memasuki lobby perpustakaan, disana terdapat keterangan mengenai semua
program kegiatan dan informasi terpenting dari perpustakaan, semua tampilan
berbentuk digital. Saya membaca secara saksama, sampai memasuki sebuah ruangan
berbentuk melingkar, sangat cantik, ketika saya lihat lebih dekat ternyata
bangunan melingkar berwarna putih itu menampilkan sejarah dari awal
perpustakaan berdiri. Saya sangat takjub sekali lagi, karena Singapura begitu
mencintai mengenai sejarah. Tidak ada satupun sejarah yang terlewatkan, mengenai
bis perpustakaan kelilingnyapun ada sejarahnya yang bernama “Molly”.
Setelah itu saya naik kelantai selanjutnya, saat itu
waktu menunjukkan pukul 08.45 itu artinya layanan perpustakaan kurang 15 menit
lagi, tetapi alangkah takjubnya saya melihat antrian orang-orang yang berbaris
rapi sambil membawa buku yang akan dikembalikan dengan berdiri nggak klesetan,
nggak ngobrol tetapi membaca buku atau asik dengan gadget. Sehingga saya pun
ikut dalam antrian tersebut. Setelah dibuka saya langsung mencari buku
pengunjung, ternyata adanya tab pengunjung jadi bisa menuliskan nama dan foro
kita serta kesan saat datang ke perpustakaan melalui foto kita dengan emoticon
tersenyum atau sedih.
Para pengunjung sangat tertib dan mandiri karena semua serba
dilayani secara digital, petugas diperlukan jika memang kita perlu informasi
detail. Setelah berkeliling melihat-lihat koleksi buku dan Koran, saya
memutuskan ke ruang anak. Ruang anak di Perpustakaan Nasional Singapura sangat
menyenangkan dipenuhi dengan permainan berkonsep My Tree House memanfaatkan barang-barang bekas. Terlihat begitu
banyak orang tua dan anak yang menghabiskan waktunya disana, sekadar membaca
buku atau bermain. Tak terasa hampir seharian saya berada di perpustakaan dan
menikmati semua fasilitas yang ada, semoga perpustakaan Indonesia pun bisa seperti
Singapura. Amin3x