CINTA BERBICARA


Cinta bisa didefinisikan sebagai sebuah perasaan kasih yang datang dari hati untuk seseorang yang begitu teristimewa, lima huruf dengan perbandingan tiga huruf konsonan dan dua huruf vokal, jika dituliskan begitu sederhana bukan?tetapi cinta bukan hanya untuk dituliskan melainkan diukir didalam hati karena jika dituliskan akan begitu mudah terhapus oleh gelombang cinta yang datang semusim. Tapi lihat jika kamu mengukirnya, aku menyebutnya cinta sejati karena tetap melekat erat pada hati walaupun kapas cinta berusaha menghapusnya. Begitu indah.
 
Namun lain jika cinta tak mampu diutarakan hanya mampu menyimpannya dalam hati bisa-bisa cinta akan berubah menjadi seekor lintah yang siap menghisap darahmu hingga tetes terakhir. Menyakitkan. Tapi terkadang kamu berada dalam situasi yang seperti itu, mengukir nama seseorang dalam hati dan tak ada kekuatan untuk mengutarakan, hanya mampu berdiam diri memandang lekat tanpa berkata. Menjadi manusia bodoh, menunggu tangan Tuhan, berharap disatukan oleh kalimat ‘kalau jodoh nggak bakalan lari kemana’ bisa dimengerti, tapi kamu harus sadar bahwa itu hanyalah kalimat pelega, kamu mengerti jika hatimu mulai kecewa karena tak mampu menerima sehingga datanglah kalimat tersebut. Sama saja menunggu kedatangan seseorang disebuah tempat yang tertutup badai kabut berkepanjangan, hanya kebingungan dan penuh dengan ketidakjelasan menggelayuti pikiranmu. Penantian kosong. 

Disini aku tak menghendakimu untuk mengemis sebuah cinta, tapi untuk memperjuangkan sebuah cinta. Jangan pernah berada dalam penantian kosong, berharap keajaiban datang menghembuskan nafas cinta padanya. Keajaiban, kamu tahu jarang sekali terjadi. Jangan menjadi picisan dengan menyimpannya sendiri dalam hati, berjanji dalam hati untuk sabar menunggunya sampai akhir hayat tanpa mengutarakannya, janji bukan untuk disimpan tapi diutarakan, oleh karenanya sampaikan cintamu padanya ungkapkan segala perasaan yang ada untuknya, sekali lagi bukan untuk membuat harga dirimu remuk oleh sebuah pengakuan tapi lihatlah setidaknya kamu telah berubah menjadi manusia yang penuh dengan kejujuran, sampaikan bahwa namanya terukir jelas dalam hatimu yang terdalam dan setelahnya tangan Tuhan yang akan bermain didalamnya. Jika memang ada pertautan akan berakhir begitu indah dan jika tidak ingatlah setidaknya kamu telah membunuh lintah yang telah menggerogoti darah dalam hatimu, yakni sebuah penantian kosong, kamu tak lagi berada dalam sebuah badai kabut berkepanjangan melainkan berada pada persimpangan jalan yang begitu terang untuk menentukan langkah apa yang akan kamu tempuh setelahnya. Membahagiakan. (2009)

JODOH

1.
Kamu datang bukan menjadi orang asing. Aku sudah mengenalmu sejak dulu. Jika harus diputar kembali, jelas aku mengingatmu. Mengingatmu dengan begitu jelas, masa yang perlu kamu tahu, setiap kali melihatmu entah ada kekuatan apa yang membuatku berhenti sejenak lalu tertegun menatapmu, seperti sebuah rasa yang belum bisa kusampaikan. Namun, setelah masa itu aku dan kamu sudah menjadi sama-sama asing, terpisah dalam ruang yang berbeda, melalui jalan dan menjalani peristiwa yang berbeda sehingga rasa yang belum bisa mampu dijelaskan menguap dengan mudahnya.

2.
Tanda yang ada ibarat bayangan yang mengahantui tetapi hanya sebatas merasakan tanpa mampu menyentuhmu. Tanda tentang kamu. Tak cukup hanya setahun tetapi belasan tahun untuk mampu menjelaskannya. Lalu kamu tiba-tiba hadir kembali untuk membuatnya lebih jelas, tetapi aku sempat mengacuhkannya. Sebab, kisah lalu ketika sama-sama melalui arah yang berbeda telah meninggalkan begitu banyak luka. Selain itu, aku dan kamu berbeda. kamu memahami hidup dengan begitu tenang dan santai, terkadang justru seolah-olah terlihat menggampangkan, itu yang aku enggan. Kamu lebih menggilai kisah-kisah kehidupan yang menampilkan realita dunia, tanpa kisah layaknya fairy tale atau kisah-kisah roman dalam novel picisan yang habis kubaca. Bagimu hidup tak hanya hitam dan putih tetapi tersirat warna lainnya didalamnya, bisa juga menjadi abu-abu. Justru aku sebaliknya, kaku.

3.
Entah, kemudian aku diyakinkan begitu saja. Aku dan kamu mulai merajut tanda hati, langkahku langkahmu bersama. Menjadi tangguh untuk menopang tubuhku, menjadi pelipur lara hati ini, menjadi rumah ditengah keletihanku,  menenangkan dan menggenapkan.