SOLARIA : Eat, Love and Share

Tempat makan ini selalu saya datangi entah dalam keadaan situasi hati sedang ceria, mendung ataupun hujan. Disini saya meninggalkan kenangan dengan beberapa orang terdekat terutama dengan para sahabat saya  saat kuliah. Tempat ini  sebagai saksi saat beberapa moment pada hidup kami perbincangkan. Dinding, sofa dan alunan music mungkin saja masih menyimpan memori mengenai kunjungan kami serta perbincangan kami.  Sayangnya, mereka tak mampu menyuarakannya dan memutarkannya kembali.

Saya kembali ke tempat ini setelah sekian lama tidak mengunjunginya, memilih sofa yang sama dan menu yang sama persis seperti sebelum-sebelumnya, bukan karena menu itu yang paling juara, tetapi itulah saya, ketika sudah memilih sesuatu cukup sulit untuk mengubah kebiasaan.  Tunggu, sepertinya bukan saya sendiri, kebanyakan dari sahabat-sahabat perempuan sayapun ketika saya amati seperti halnya saya juga selalu memilih menu makanan atau minuman yang sama, seolah-olah menjadi khas mereka. Bukanlah yang aneh, jika dikorelasikan memilih makanan atau minuman merupakan pilihan, selera serta sikap. Hanya dari sebuah  kebiasaan memilih makanan dan minuman saya seolah-olah dibawa dalam sebuah opini secara nggak langsung sahabat-sahabat saya bisa dikatakan adalah tipikal perempuan-perempuan yang setia pada segi apapun, yach salah satunya pada relationshipnya. Yakni simple dan nggak neko-neko.  

Hal paling mengasyikkan untuk diperbincangkan disini , yach nggak jauh-jauh mengenai relationship dengan segala hal didalamnya, nggak ada habisnya. Ketika itu yang lost serta menjadi pusat masalah kami adalah pada objeknya siapa lagi kalau para lelaki yang sedang kami gandrungi. Kami secara bergantian menceritakan kisah masing-masing, saling menanyakan perkembangan, memberikan advice, solution harus kayak gimana. Perempuan kebanyakan memang seperti itu, bukan mereka nggak bisa mengambil keputusan sendiri, tapi kurang puas jika belum di share dan mendapatkan berbagai masukan untuk membuat sebuah tindakan.

Masalah hati memang bukan masalah berat, tapi seringkali mengganggu dan menjadi tranding topic ditiap obrolan bagi kami. Apalagi jika hati itu mulai terluka, perempuan sekuat apapun mampu dilemahkan olehnya. Tak salah jika dalam Novel Eat, Pray , Love yang kemudian diekranisasi menjadi film yang diperankan oleh aktris gaek sekelas Julia Robert pun pada saat patah hati melampiaskan pada tiga hal yaitu eat, pray love dengan mengunjungi berbagai tempat.

Masa telah berbeda, situasipun berbeda, yang sekarang menjadi masalah bukan hanya objek namun lebih kepada subjeknya. Saya kembali datang sendiri untuk menemui dinding, sofa serta alunan musik bukan untuk memaksa mereka memutarkan kembali kebersamaan kami dulu, melainkan mungkin ini salah satu cara untuk menyembuhkan kerinduan. Saya mulai menyadari ketika kerinduan yang begitu besar tidak mampu diselesaikan dengan pertemuan, secara reflek hati yang akan membawa kaki-kaki ini melangkah menemui tempat yang menyimpan peristiwa kami yang  lalu.

Makanan selalu menyertakan cinta dan curahan hati dalam setiap suapannya. Bisa jadi cara untuk memutar kembali sebuah masa yang lalu, mengobati kerinduan ditengah sepi. Kamu yang menyertakan makanan, cinta serta curahan hati didalam moment maka bersyukurlah, bisa jadi cerita itu yang akan mengantarkanmu untuk kembali pada masa lalu, mengingat sebuah kenangan manis.

Literasi Part II : Tips Melatih Kemampuan Literasi Sejak Usia Dini.

Anak-anak mengalami tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda. Semua orang tua menginginkan anaknya diberkahi intelegensi dan menjadi siswa yang menonjol. Intelegensi dapat dipelihara untuk kesuksesan akademik dan kemampuan belajar berhubungan erat dengan MEMBACA. Kebiasaan membaca perlu dikembangkan sejak usia dini. Terdapat tiga tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa keemasan yaitu :

1. Anak Usia 0 s/d 3 Tahun

Usia 0 s/d 3 tahun---- Anak yang baru dilahirkan memiliki kemampuan awal mendengar kemudian mulai berceloteh atas reaksi terhadap kemampuan berbicara. Kemudian pada anak usia 2 atau 3 tahun dapat menggunakan beberapa kosa kata dan frase yang terbatas untuk mengucapkan yang diinginkannya. Masa ini adalah masa kritis bagi anak untuk mempelajari bahasa ibu. 

Tips untuk Orang tua :
  • Luangkan waktu yang lebih dengan anak anda karena orang tua tidak tergantikan
  • Ajaklah anak anda berbicara untuk merangsang kemampuan bicara
  • Ajaklah anak anda berbicara untuk mendapatkan respon yang diharapkan
  • Belilah buku bergambar untuk membuat kegiatan membacakan buku cerita kepada anak anda lebih asyik
  • Buatlah jadwal membacakan buku cerita kepada anak anda secara konsisten
  • Ceritakan cerita yang inspiratf dan ekspresif pada anak anda
  • Saat anda membacakan buku cerita kepada anak anda ciptakan suasana yang santai dan menyenangkan
  • Berikan penghargaan dan pujian secara berkesinambungan pada anak anda
2. Anak Usia 3 s/d 6 Tahun

Usia 3 s/d 6 tahun adalah masa anak mulai berangsur-angsur mengalami perkembangan dari "Belajar Membaca" menjadi "Membaca untuk Belajar". Pada masa ini mulai diterapkan membaca pada anak dengan suasana yang mengasyikan.

Tips untuk Orang Tua :
  • Ciptakanlah gerakan "Cinta Membaca" untuk menambah pengalaman hidup anak anda baik di rumah dan di sekolah
  • Berceritalah secara berulang-ulang dari buku bergambar untuk menambah pemahaman anak mengenai plot cerita
  • Diskusikanlah hasil membaca anak anda untuk membangun komunikasi
  • Bacakanlah buku cerita kepada anak anda dengan suara keras untuk melatih kemampuan baca tulis anak
  • Mintalah anak anda untuk menggambarkan isi cerita yang telah dibaca untuk menambah pemahaman
  • Buatlah permainan untuk menarik minat baca anak anda
  • Ciptakan kebiasaan membaca di rumah secara rutin
  • Berkunjunglah dengan anak anda ke toko buku dan perpustakaan 
 3. Anak Usia 6 s/d 9 Tahun

Anak usia 6 s/d 9 tahun memasuki masa dimana pengaruh sekolah dan pergaulan anak menjadi pendorong yang sangat signifikan. Dengan adanya minat baca, anak dapat secara bertahap menjadi lebih bebas, memperoleh pengetahuan dari buku.

Tips untuk Orang Tua :
  • Belilah buku sebagai kado untuk menambah koleksi buku di rumah anda
  • Ciptakan ruang baca yang tenang di rumah anda dan di perpustakaan sekolah
  • Sediakanlah koran atau majalah bagi anak anda
  • Doronglah anak anda membaca buku sesuai dengan minatnya
  • ijinkanlah anak anda menonton televisi asal mengandung manfaat positif dan tidak mengakibatkan kecanduan 
  • Dampingilah anak anda pada saat mengakses internet agar tidak berlebihan dan kecanduan
  • Buatlah model membaca yang menarik pada anak anda 
  • Tingkatkan minat baca dengan bersinergi antara lingkungan tempat tinggal dan sekolah. 
Melatih kemampuan literasi pada anak selain bertujuan agar anak-anak anda tidak mengalami kesulitan hidup pada abad 21 juga mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
  • Terjalin komunikasi dan kedekatan yang baik antara orang tua dan anak
  • Anak menjadi cerdas
  • Berpengetahuan luas
  • Kreatif dan Inovatif
  • Tidak Emosional
  • Hormat pada orang tua
  • Menghargai orang lain
  • Toleransi serta tepaslira
  • Serta karakter positif lainnya.

1903 : RESTORAN KLASIK di SURABAYA I MISS CHIC

RESEP RAHASIA MEMBANGUN SURABAYA KOTA LITERASI



 “Keberhasilan sebuah program itu tergantung dari MANUSIA-nya mbak” pernyataan tersebut kiranya yang selalu saya dengar pada saat mendampingi beliau. Tentu pernyataan tersebut menyisakan pertanyaan-pertanyaan dibenak saya. Saya seperti orang kebanyakan ketika disuguhkan pada sebuah program pasti kendala terutama yang dikeluhkan adalah DANA “Ya jelas bisa la wong anggarannya banyak, dananya mencukupi” atau “Gimana bisa jalan nggak ada duitnya”. Saat itu kebetulan saya mendapatkan tugas untuk mendampingi beliau ke Jakarta untuk mempresentasikan program Perpustakaan Kota Surabaya. Obrolan itu terjadi dikamar hotel tempat kami menginap, jujur saya merasa sangat beruntung bisa mempunyai quality time dengan beliau, karena pada saat itulah saya bisa menanyakan apapun dan mendapatkan pemikiran-pemikiran yang nyentrik dari seorang pimpinan dari sebuah instansi di pemerintahan. 
Mendampingi Saat Lomba Perpustakaan Terbaik Tahun 2013
Nyentrik? Yach, beliaulah yang sedikit demi sedikit mengubah pandangan miring saya terhadap Abdi Negara hehehe, ternyata Abdi Negara itu nggak hanya berhenti pada kalimat “Ya memang sudah begini, gimana lagi, Indonesia memang sudah amburadul, mau diapakan lagi kalau kita buat perubahan itu ya percuma” tetapi dengan beliau saya seolah-olah kecipratan semangatnya yang selalu menggelora, diminta bermimpi, diminta untuk mempunyai ide dan gagasan, bekerja ekstraordinary, open minded, menjadi pemimpin yang tegas, magis dalam menyampaikan semua ilmu tentang literasi karena tiap kali mendampingi beliau presentasi saya merasa tersihir untuk selalu bersemangat Membangun Surabaya sebagai Kota Literasi. Semua itu karena keinginan beliau yang  cukup sederhana tetapi butuh kerja keras untuk mewujudkannya membuat Perpustakaan tidak lagi termarginalkan dan setiap anak harus berbudaya literasi yakni membaca dan menulis  agar tidak sulit hidup di abad 21. Karena budaya literasi adalah kunci dari kemajuan sebuah bangsa dan kemampuan literasi baca tulis adalah syarat utama untuk membangun peradaban serta kunci dari ilmu pengetahuan.
Manusia adalah agent of change. Dana itu penting tapi bukan yang utama. Jika dana besar tapi berada ditangan Manusia yang salah maka sebuah program tidak akan mencapai sebuah keberhasilan. Tetapi jika berada ditangan Manusia yang tepat program itu dengan berjalannya waktu mengalami try and error try and error maka akan berhasil. Oleh karena itu, sebelum melakukan program yang perlu disiapkan kali pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan adanya program Membangun Surabaya Kota Literasi secara TERSTRUKTUR, TERSISTEM , MASSIF DAN BERKELANJUTAN beliau menyiapkan SDM yang dilatih secara professional agar mampu meningkatkan kemampuan literasi masyarakat kota Surabaya. Kali pertama sistem penerimaan pegawai yang disebut Petugas Teknis Pengelola Perpustakaan harus rijit, jujur dan transparan sampai diperoleh pegawai yang benar-benar berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan sistem penerimaan yang melalui beberapa tahapan dari tes administrasi, tes tulis, tes ketahanan kerja, tes motivasi kerja tim, tes Focus Group Discussion (FGD), tes wawancara, tes computer, dan tes prikotes yang terdiri dari tes kepribadian, tes paranoid, tes kesabaran serta tes gambar.
Setelah diperoleh petugas teknis pengelola perpustakaan dengan kualitas terbaik dilakukan pembekalan selama sebulan mengenai Diklat Perpustakaan untuk belajar berbagai hal mengenai perpustakaan baik management, fisik dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan agar masyarakat berbudaya literasi. Masyarakat dikategorikan menjadi tiga sasaran antara lain masyarakat di keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. Setelah dilakukan diklat selama sebulan selanjutnya petugas-petugas tersebut harus melaksanakan magang selama dua minggu di perpustakaan sekolah dan perpustakaan lingkungan (TBM Balai RW, Balai RT, Taman-taman, Rumah Susun (Rusun), Liponsos, Kelurahan, Kecamatan, Rumah Sakit, dan Terminal) yang telah ditunjuk. Sehingga para calon petugas tersebut tidak hanya belajar mengenai teori tentang perpustakaan melainkan juga mengaplikasikan teori yang didapatkan di lapangan.
Peningkatan Sumber Daya Manusia tidak hanya berhenti pada diklat dan magang, melalui beliau kami diminta untuk mendapatkan materi baru setiap bulannya tentang literasi dengan tujuan diajarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari pembelajaran Standart Perpustakaan Sekolah, Membangun Minat dan Budaya Baca Sejak dini, Pedagogik, Kelas Menulis, Public Speaking, Networking dan Fundrising Kelasnya Manusia, Membuat Blog, dan Kelas Literasi 4M. Kelas Literasi 4 M antara lain Kelas Ice Breaking, Kelas Membaca Cepat (Speed Reading), Memahami isi buku yang dibaca dengan rumus 5W + 1 H, Membuat Resume/ Mind Maping Buku yang dibaca dan Menceritakan Kembali Buku yang di baca (Story Telling) serta masih banyak lagi ilmu tentang literasi dan pendidikan lainnya. 
Mendampingi Saat Menerima Penghargaan Juara 1 Perpustakaan Terbaik Tahun 2013

Setelah mendapatkan semua materi mengenai literasi, para petugas diminta untuk memberikan materi tersebut dan menerapkan program-program Membangun Surabaya Kota Literasi disetiap lokasi yang ditugaskan baik TBM atau perpustakaan disekolah dan area publik. Setelah itu seluruh petugas dibekali oleh buku Pedoman Kerja Pertugas Teknis Pengelola Perpustakaan yang dibuat khusus oleh kami. Buku pedoman kerja tersebut untuk memudahkan para petugas melaporkan hasil kinerja melalui dua media yaitu Line dan Cetak. Tujuannya line untuk mengetahui secara cepat kondisi dilapangan serta koordinasi, cara ini perlu dilakukan mengingat jumlah titik layanan baca di Surabaya sampai dengan 2015 adalah 2183 lokasi dan laporan yang dicetak yang dikumpulkan per bulan, per tiga bulan, per enam bulan dan laporan akhir tahun. Selanjutnya guna menanggulangi petugas yang kurang disiplin diterjunkan pula Tim Khusus yang melakukan Monitoring dan Evaluasi, jika kinerja lambat dan tidak disiplin maka akan diberhentikan hal ini untuk menjaga kualitas petugas agar selalu professional sehingga program Membangun Surabaya Kota Literasi tidak hanya menjadi sekadar wacana tetapi mampu berjalan mendapatkan tujuan yang diinginkan agar generasi muda tidak akan sulit hidup di abad 21.

LITERASI (PART I: Periode Perkembangan Anak)

LITERASI
(PART I : Periode Perkembangan Anak)

PILIH MANA : Melatih Anak Anda Mengenai Literasi atau Membiarkan Anak Anda Sulit Hidup?
Kemampuan Literasi bukanlah sebuah bakat yang berarti suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan sejak lahir karena Literasi adalah ketrampilan yang membutuhkan proses layaknya belajar menaiki sepeda yang perlu latihan dari tidak bisa menjadi bisa. Literasi menjadi urgensi karena KEMAMPUAN LITERASI BACA DAN TULIS ADALAH SYARAT UTAMA UNTUK MEMBANGUN PERADABAN DAN KEMAMPUAN LITERASI ADALAH KUNCI DARI ILMU PENGETAHUAN. Sehingga orang tua mempunyai peran penting akan kemampuan literasi pada anak. Oleh karena itu orang tua harus memahami masa perkembangan anak yang paling optimal untuk melatih kemampuan literasi pada anak. Berikut masa perkembangan anak yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain :

Usia dini (lahir – 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak dimasa depannya atau disebut juga masa keemasan (The Golden Age) namun sekaligus periode yang sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
 
Gambar 1.1 : Perkembangan Jaringan Otak Pada Manusia

Gambar 1.2 : Periode Pertumbuhan Kritis Pada Manusia
Periode perkembangan anak harus diketahui dan dipelajari khususnya oleh calon orang tua atau yang sudah menjadi orang tua agar mampu mengoptimalkan pembelajaran mengenai literasi dan berbagai aspek lainnya pada anak karena periode perkembangan anak sangat menentukan masa depan anak tersebut, berikut beberapa periode perkembangan anak dari beberapa pakar :
A. Benjamin S. Bloom hasil penelitiananya :  

Gambar 1.3 : Perkembangan Intelektual dan Perkembangan Fisik pada manusia (%)
Gambar 1.4 : Golden Age

Dari gambar (1.4) diketahui bahwa 50% kemampuan belajar seseorang ditentukan pada usia 4 tahun pertamanya (0-4 th); 30% berkembang pada anak 4 tahun berikutnya (4-8 tahun). Mnengenai hal-hal yang dipelajari seseorang sepanjang hidupnya dibangun pada usia 0 s/d 8 tahun sedangkan 20% sisanya berkembang pada 10 tahun berikutnya yaitu antara usia 8 s/d 18 tahun. Seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1.5 : Perkembangan Jaringan Otak Manusia
B. Santrock (2004) dan Rathus (2006) Periode Perkembangan anak meliputi (1) Masa bayi (0-2 tahun) ketergantungan ekstrim kepada orang dewasa (2) Masa kanak-kanak awal (2-5 tahun) adalah masa pra sekolah (3) Masa kanak-kanak madya dan akhir (6-11 tahun) adalah masa sekolah dasar 
C. Freud dengan Psikoseksual perkembangn anak melalui tahap-tahap psikoseksual jika tahap-tahap tersebut selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan. Tahap-tahap psikoseksual meliputi 
(1) Oral Stage adalah 18 bulan yaitu pertama kehidupan, kepuasan bayi berpusat disekitar mulut yakni menghisap dan menggigit
 (2) Anal Stage (1-3 tahun) kenikmatan yang dirasakan anak diperoleh dari lubang anus/dubur dan latihan otot-otot mengurangi ketegangan seperti mulai dilakukan toilet training 
(3) Phallic Stage (3-6 tahun) kenikmatan berfokus pada alat kelamin. Pada tahap phallic , fokus utama dari energi psikoseksual atau libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu pada saat memberikan kasih sayang. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan  ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.

Setelah mengetahui periode perkembangan anak setiap orang tua juga harus melihat dan memenuhi berbagai aspek perkembangan pada anak, adapun aspek perkembangan meliputi  : 
1.Perkembangan Agama & moral/nilai
2.Perkembangan Kognitif
3.Perkembangan bahasa
4.Perkembangan Fisik/ Motorik
5.Perkembangan Sosio Emosional
6.Perkembangan Seni
Gambar 1.6 : Aspek-Aspek Perkembangan yang harus dipenuhi pada anak
 

Demikian sekilas mengenai Periode Perkembangan Anak. Semoga dapat membantu khususnya buat para calon orang tua  dan para orang tua agar mampu mengoptimalkan kemampuan belajar pada anak di usia emas tanpa perlu adanya ketakutan telah 'mengeksploitasi'. Selanjutnya pada tulisan Literasi Part II akan dijelaskan bagaimana Tips melatih kemampuan literasi sejak usia dini.