Literasi Part II : Tips Melatih Kemampuan Literasi Sejak Usia Dini.
- Kamis, 22 Oktober 2015
Anak-anak mengalami tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda. Semua orang tua menginginkan anaknya diberkahi intelegensi dan menjadi siswa yang menonjol. Intelegensi dapat dipelihara untuk kesuksesan akademik dan kemampuan belajar berhubungan erat dengan MEMBACA. Kebiasaan membaca perlu dikembangkan sejak usia dini. Terdapat tiga tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa keemasan yaitu :
1. Anak Usia 0 s/d 3 Tahun
Usia 0 s/d 3 tahun---- Anak yang baru dilahirkan memiliki kemampuan awal mendengar kemudian mulai berceloteh atas reaksi terhadap kemampuan berbicara. Kemudian pada anak usia 2 atau 3 tahun dapat menggunakan beberapa kosa kata dan frase yang terbatas untuk mengucapkan yang diinginkannya. Masa ini adalah masa kritis bagi anak untuk mempelajari bahasa ibu.
Tips untuk Orang tua :
-
Luangkan waktu yang lebih dengan anak anda karena orang tua tidak tergantikan
-
Ajaklah anak anda berbicara untuk merangsang kemampuan bicara
-
Ajaklah anak anda berbicara untuk mendapatkan respon yang diharapkan
-
Belilah buku bergambar untuk membuat kegiatan membacakan buku cerita kepada anak anda lebih asyik
-
Buatlah jadwal membacakan buku cerita kepada anak anda secara konsisten
-
Ceritakan cerita yang inspiratf dan ekspresif pada anak anda
-
Saat anda membacakan buku cerita kepada anak anda ciptakan suasana yang santai dan menyenangkan
-
Berikan penghargaan dan pujian secara berkesinambungan pada anak anda
Usia 3 s/d 6 tahun adalah masa anak mulai berangsur-angsur mengalami perkembangan dari "Belajar Membaca" menjadi "Membaca untuk Belajar". Pada masa ini mulai diterapkan membaca pada anak dengan suasana yang mengasyikan.
Tips untuk Orang Tua :
-
Ciptakanlah gerakan "Cinta Membaca" untuk menambah pengalaman hidup anak anda baik di rumah dan di sekolah
-
Berceritalah secara berulang-ulang dari buku bergambar untuk menambah pemahaman anak mengenai plot cerita
-
Diskusikanlah hasil membaca anak anda untuk membangun komunikasi
-
Bacakanlah buku cerita kepada anak anda dengan suara keras untuk melatih kemampuan baca tulis anak
-
Mintalah anak anda untuk menggambarkan isi cerita yang telah dibaca untuk menambah pemahaman
-
Buatlah permainan untuk menarik minat baca anak anda
-
Ciptakan kebiasaan membaca di rumah secara rutin
-
Berkunjunglah dengan anak anda ke toko buku dan perpustakaan
Anak usia 6 s/d 9 tahun memasuki masa dimana pengaruh sekolah dan pergaulan anak menjadi pendorong yang sangat signifikan. Dengan adanya minat baca, anak dapat secara bertahap menjadi lebih bebas, memperoleh pengetahuan dari buku.
Tips untuk Orang Tua :
-
Belilah buku sebagai kado untuk menambah koleksi buku di rumah anda
-
Ciptakan ruang baca yang tenang di rumah anda dan di perpustakaan sekolah
-
Sediakanlah koran atau majalah bagi anak anda
-
Doronglah anak anda membaca buku sesuai dengan minatnya
-
ijinkanlah anak anda menonton televisi asal mengandung manfaat positif dan tidak mengakibatkan kecanduan
-
Dampingilah anak anda pada saat mengakses internet agar tidak berlebihan dan kecanduan
-
Buatlah model membaca yang menarik pada anak anda
-
Tingkatkan minat baca dengan bersinergi antara lingkungan tempat tinggal dan sekolah.
-
Terjalin komunikasi dan kedekatan yang baik antara orang tua dan anak
-
Anak menjadi cerdas
-
Berpengetahuan luas
-
Kreatif dan Inovatif
-
Tidak Emosional
-
Hormat pada orang tua
-
Menghargai orang lain
-
Toleransi serta tepaslira
-
Serta karakter positif lainnya.
RESEP RAHASIA MEMBANGUN SURABAYA KOTA LITERASI
- Kamis, 08 Oktober 2015
“Keberhasilan sebuah program itu tergantung
dari MANUSIA-nya mbak” pernyataan tersebut
kiranya yang selalu saya dengar pada saat mendampingi beliau. Tentu pernyataan
tersebut menyisakan pertanyaan-pertanyaan dibenak saya. Saya seperti orang
kebanyakan ketika disuguhkan pada sebuah program pasti kendala terutama yang
dikeluhkan adalah DANA “Ya jelas bisa la
wong anggarannya banyak, dananya mencukupi” atau “Gimana bisa jalan nggak
ada duitnya”. Saat itu kebetulan saya mendapatkan tugas untuk mendampingi
beliau ke Jakarta untuk mempresentasikan program Perpustakaan Kota Surabaya.
Obrolan itu terjadi dikamar hotel tempat kami menginap, jujur saya merasa
sangat beruntung bisa mempunyai quality
time dengan beliau, karena pada saat itulah saya bisa menanyakan apapun dan
mendapatkan pemikiran-pemikiran yang nyentrik dari seorang pimpinan dari sebuah
instansi di pemerintahan.
Mendampingi Saat Lomba Perpustakaan Terbaik Tahun 2013 |
Nyentrik? Yach, beliaulah yang sedikit demi
sedikit mengubah pandangan miring saya terhadap Abdi Negara hehehe, ternyata
Abdi Negara itu nggak hanya berhenti pada kalimat “Ya memang sudah begini, gimana lagi, Indonesia memang sudah amburadul,
mau diapakan lagi kalau kita buat perubahan itu ya percuma” tetapi dengan
beliau saya seolah-olah kecipratan semangatnya yang selalu menggelora, diminta
bermimpi, diminta untuk mempunyai ide dan gagasan, bekerja ekstraordinary, open minded, menjadi pemimpin yang tegas,
magis dalam menyampaikan semua ilmu tentang literasi karena tiap kali
mendampingi beliau presentasi saya merasa tersihir untuk selalu bersemangat
Membangun Surabaya sebagai Kota Literasi. Semua itu karena keinginan beliau
yang cukup sederhana tetapi butuh kerja
keras untuk mewujudkannya membuat Perpustakaan tidak lagi termarginalkan dan
setiap anak harus berbudaya literasi yakni membaca dan menulis agar tidak sulit hidup di abad 21. Karena
budaya literasi adalah kunci dari kemajuan sebuah bangsa dan kemampuan literasi
baca tulis adalah syarat utama untuk membangun peradaban serta kunci dari ilmu
pengetahuan.
Manusia adalah agent of change. Dana itu penting tapi bukan yang utama. Jika dana
besar tapi berada ditangan Manusia yang salah maka sebuah program tidak akan
mencapai sebuah keberhasilan. Tetapi jika berada ditangan Manusia yang tepat
program itu dengan berjalannya waktu mengalami try and error try and error maka akan berhasil. Oleh karena itu,
sebelum melakukan program yang perlu disiapkan kali pertama adalah Sumber Daya
Manusia (SDM). Dengan adanya program Membangun Surabaya Kota Literasi secara
TERSTRUKTUR, TERSISTEM , MASSIF DAN BERKELANJUTAN beliau menyiapkan SDM yang
dilatih secara professional agar mampu meningkatkan kemampuan literasi
masyarakat kota Surabaya. Kali pertama sistem penerimaan pegawai yang disebut Petugas
Teknis Pengelola Perpustakaan harus rijit, jujur dan transparan sampai
diperoleh pegawai yang benar-benar berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan
sistem penerimaan yang melalui beberapa tahapan dari tes administrasi, tes
tulis, tes ketahanan kerja, tes motivasi kerja tim, tes Focus Group Discussion (FGD), tes wawancara, tes computer, dan tes
prikotes yang terdiri dari tes kepribadian, tes paranoid, tes kesabaran serta
tes gambar.
Setelah diperoleh petugas teknis pengelola
perpustakaan dengan kualitas terbaik dilakukan pembekalan selama sebulan
mengenai Diklat Perpustakaan untuk belajar berbagai hal mengenai perpustakaan
baik management, fisik dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan agar masyarakat
berbudaya literasi. Masyarakat dikategorikan menjadi tiga sasaran antara lain
masyarakat di keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. Setelah dilakukan
diklat selama sebulan selanjutnya petugas-petugas tersebut harus melaksanakan
magang selama dua minggu di perpustakaan sekolah dan perpustakaan lingkungan
(TBM Balai RW, Balai RT, Taman-taman, Rumah Susun (Rusun), Liponsos, Kelurahan,
Kecamatan, Rumah Sakit, dan Terminal) yang telah ditunjuk. Sehingga para calon
petugas tersebut tidak hanya belajar mengenai teori tentang perpustakaan
melainkan juga mengaplikasikan teori yang didapatkan di lapangan.
Peningkatan Sumber Daya Manusia tidak hanya
berhenti pada diklat dan magang, melalui beliau kami diminta untuk mendapatkan
materi baru setiap bulannya tentang literasi dengan tujuan diajarkan kepada
masyarakat Surabaya mulai dari pembelajaran Standart
Perpustakaan Sekolah, Membangun Minat dan Budaya Baca Sejak dini, Pedagogik, Kelas
Menulis, Public Speaking, Networking dan Fundrising Kelasnya Manusia, Membuat
Blog, dan Kelas Literasi 4M. Kelas Literasi 4 M antara lain Kelas Ice Breaking,
Kelas Membaca Cepat (Speed Reading), Memahami isi buku yang dibaca dengan rumus
5W + 1 H, Membuat Resume/ Mind Maping Buku yang dibaca dan Menceritakan Kembali
Buku yang di baca (Story Telling) serta masih banyak lagi ilmu tentang
literasi dan pendidikan lainnya.
Mendampingi Saat Menerima Penghargaan Juara 1 Perpustakaan Terbaik Tahun 2013 |
Setelah mendapatkan semua materi mengenai
literasi, para petugas diminta untuk memberikan materi tersebut dan menerapkan
program-program Membangun Surabaya Kota Literasi disetiap lokasi yang
ditugaskan baik TBM atau perpustakaan disekolah dan area publik. Setelah itu
seluruh petugas dibekali oleh buku Pedoman Kerja Pertugas Teknis Pengelola
Perpustakaan yang dibuat khusus oleh kami. Buku pedoman kerja tersebut untuk
memudahkan para petugas melaporkan hasil kinerja melalui dua media yaitu Line
dan Cetak. Tujuannya line untuk mengetahui secara cepat kondisi dilapangan
serta koordinasi, cara ini perlu dilakukan mengingat jumlah titik layanan baca
di Surabaya sampai dengan 2015 adalah 2183 lokasi dan laporan yang dicetak yang
dikumpulkan per bulan, per tiga bulan, per enam bulan dan laporan akhir tahun. Selanjutnya
guna menanggulangi petugas yang kurang disiplin diterjunkan pula Tim Khusus
yang melakukan Monitoring dan Evaluasi, jika kinerja lambat dan tidak disiplin
maka akan diberhentikan hal ini untuk menjaga kualitas petugas agar selalu professional
sehingga program Membangun Surabaya Kota Literasi tidak hanya menjadi sekadar
wacana tetapi mampu berjalan mendapatkan tujuan yang diinginkan agar generasi
muda tidak akan sulit hidup di abad 21.
LITERASI (PART I: Periode Perkembangan Anak)
- Sabtu, 03 Oktober 2015
LITERASI
(PART I : Periode Perkembangan Anak)
PILIH MANA :
Melatih Anak Anda Mengenai Literasi atau Membiarkan Anak Anda Sulit Hidup?
Kemampuan Literasi bukanlah sebuah bakat yang
berarti suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan sejak lahir karena Literasi
adalah ketrampilan yang membutuhkan proses layaknya belajar menaiki sepeda yang
perlu latihan dari tidak bisa menjadi bisa. Literasi menjadi urgensi karena KEMAMPUAN LITERASI BACA DAN TULIS ADALAH
SYARAT UTAMA UNTUK MEMBANGUN PERADABAN DAN KEMAMPUAN LITERASI ADALAH KUNCI DARI
ILMU PENGETAHUAN. Sehingga orang tua mempunyai peran penting akan kemampuan literasi
pada anak. Oleh karena itu orang tua harus memahami masa perkembangan anak yang
paling optimal untuk melatih kemampuan literasi pada anak. Berikut masa perkembangan
anak yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain :
Usia
dini (lahir – 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang
sangat menentukan bagi anak dimasa depannya atau disebut juga masa
keemasan (The Golden Age) namun sekaligus periode yang
sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya.
Periode
perkembangan anak
harus diketahui dan dipelajari khususnya oleh calon orang tua atau yang sudah menjadi orang tua agar mampu mengoptimalkan pembelajaran mengenai literasi dan berbagai aspek lainnya pada anak karena periode perkembangan anak sangat menentukan masa depan anak tersebut,
berikut beberapa periode perkembangan anak dari beberapa pakar :
A. Benjamin S. Bloom hasil penelitiananya :
Dari gambar (1.4) diketahui bahwa 50%
kemampuan belajar seseorang ditentukan
pada usia 4 tahun pertamanya
(0-4 th); 30% berkembang pada anak 4 tahun berikutnya (4-8 tahun). Mnengenai hal-hal yang dipelajari seseorang sepanjang hidupnya dibangun pada usia 0 s/d 8 tahun sedangkan 20% sisanya berkembang pada 10 tahun berikutnya yaitu antara usia 8 s/d 18 tahun. Seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1.5 : Perkembangan Jaringan Otak Manusia |
B. Santrock (2004) dan Rathus (2006) Periode Perkembangan anak meliputi (1) Masa
bayi (0-2 tahun) ketergantungan
ekstrim kepada orang dewasa (2) Masa kanak-kanak awal (2-5 tahun) adalah masa pra sekolah (3) Masa kanak-kanak madya dan akhir (6-11 tahun) adalah masa sekolah dasar
C. Freud dengan Psikoseksual perkembangn anak melalui tahap-tahap psikoseksual
jika tahap-tahap tersebut selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika
masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat
terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual.
Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam
tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin
terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral
melalui merokok, minum, atau makan. Tahap-tahap psikoseksual meliputi
(1) Oral Stage adalah 18 bulan yaitu pertama kehidupan, kepuasan bayi berpusat disekitar mulut yakni menghisap dan menggigit
(2) Anal Stage (1-3 tahun) kenikmatan yang dirasakan anak diperoleh dari lubang anus/dubur dan latihan otot-otot mengurangi ketegangan seperti mulai dilakukan toilet training
(3) Phallic Stage (3-6 tahun) kenikmatan berfokus pada alat kelamin. Pada tahap phallic , fokus utama dari energi psikoseksual atau libido adalah pada alat kelamin.
Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga
percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan
untuk ibu pada saat memberikan kasih sayang. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan
ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak
juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini,
takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Setelah mengetahui periode perkembangan anak setiap orang tua juga harus melihat dan memenuhi berbagai aspek perkembangan pada anak, adapun aspek perkembangan meliputi :
1.Perkembangan Agama & moral/nilai
2.Perkembangan Kognitif
3.Perkembangan bahasa
4.Perkembangan Fisik/ Motorik
5.Perkembangan Sosio Emosional
6.Perkembangan
Seni
Gambar 1.6 : Aspek-Aspek Perkembangan yang harus dipenuhi pada anak |
Demikian sekilas mengenai Periode Perkembangan Anak. Semoga dapat membantu khususnya buat para calon orang tua dan para orang tua agar mampu mengoptimalkan kemampuan belajar pada anak di usia emas tanpa perlu adanya ketakutan telah 'mengeksploitasi'. Selanjutnya pada tulisan Literasi Part II akan dijelaskan bagaimana Tips melatih kemampuan literasi sejak usia dini.
Langganan:
Postingan (Atom)