Sahabat saya pernah mengatakan romantisme itu ditanam,
dipupuk, dipelihara. Bahagia itu diraih dengan kerja keras. Cinta itu harus
diperjuangkan lalu dipertahankan. Sepenggal ungkapan yang cukup sederhana,
tetapi begitu mendalam jika telah mengalami sebuah proses dalam relationship.
Romantisme layaknya sebuah benih yang perlu ditanam dalam
hati setiap pasangan, lalu dipupuk dengan berbagai tindakan “saling” oleh
keduabelah pihak. Tidak cukup itu tetapi perlu selalu dipelihara. Terlihat cukup
mudah bukan?
Nampaknya, tetapi dalam realisasinya antara dua orang
yang berbeda pasti memiliki ego dan sifat yang berbeda membuat romantisme tak
jarang menjadi hal yang tabu, aneh, terlalu menye-menye atau sok romantis.
Banyak yang berdalih lebih baik melakukan tindakan yang
lain, nggak sekadar memberikan mawar merah kemudian urusan romantisme selesai. Bisa
jadi, karena itu pilihan tiap orang untuk memupuk romantisme berbeda.
Tetapi, bagi saya mawar merah adalah sebuah bentuk
ekspresi dan ungkapan perasaan kasih sayang terdalam tanpa perlu banyak kata dan
penjelasan. Entah sepertinya tiap tangkai dari mawar merah menyatu dengan alam
lalu membisikkan kedalam hati saya ada sebuah cinta berbalur ketulusan
didalamnya saat seseorang memberikannya. Tindakan ini melebihi segala hal yang
lebih terlihat bernilai dan bisa dinikmati. Karena kenikmatan sejati berasal
dari hati.
Setiap pasangan mampu dan bisa memilihnya sebagai salah
satu cara untuk memupuk romantisme dengan said
with rose. Terdengar sangat klise memang. Bisa jadi dengan mawar merah
membuat gelora itu selalu membara, tanpa ada titik kejenuhan.
Lalu, beruntunglah saya menjadi bagian dari keromantisan
itu. Itu karena kamu, karena kita.
0 komentar:
Posting Komentar