Kotak Persegi


Puisi ini melihat kota layaknya jiwa kehausan
“mimpi —abadikan diri, baju kebangsaan dalam
kebanggaan….empat tahun lamanya.”
lebih dipersempit, sekarang bicarakan
gang sempit itu.

Aku tahu betul apa yang kau tanyakan,
sebut saja jalan Dharmawangsa 6
depan Graha Amerta
ke 6-nya, itu naungan para gadis

kujelaskan—rumah bercat coklat pucat,
bisa dilihat, menjulang berlantai 3.
seperti dukaku mengabur
ketika pintu terpecah….bau basi sepatu
memecah kejenuhan rasa
tak tahu betul, mengapa tumpukan sepatu menghiasi
—tanpa pemilik….melankolia jejak kehidupan.

aku berada dilantai dua.
Kotak persegi kelima, pengap sedikit memudar.
adanya jendela. Tepat pada derajat pertengahan.
Mawar mati,
disebelah ranjang.
Hadirkan mimpi

disini hidup dalam dekapan masa depan
senyap, ahad
yang menggurat sendirian
ruang-ruang
butuhkan udara
biarkan aku—
menghirup tanpa batas
 

Kotak persegi, 05 November 2008


0 komentar:



Posting Komentar