1.
Kamu datang bukan menjadi orang
asing. Aku sudah mengenalmu sejak dulu. Jika harus diputar kembali, jelas aku
mengingatmu. Mengingatmu dengan begitu jelas, masa yang perlu kamu tahu, setiap
kali melihatmu entah ada kekuatan apa yang membuatku berhenti sejenak lalu
tertegun menatapmu, seperti sebuah rasa yang belum bisa kusampaikan. Namun,
setelah masa itu aku dan kamu sudah menjadi sama-sama asing, terpisah dalam
ruang yang berbeda, melalui jalan dan menjalani peristiwa yang berbeda sehingga
rasa yang belum bisa mampu dijelaskan menguap dengan mudahnya.
2.
Tanda yang ada ibarat bayangan
yang mengahantui tetapi hanya sebatas merasakan tanpa mampu menyentuhmu. Tanda
tentang kamu. Tak cukup hanya setahun tetapi belasan tahun untuk mampu
menjelaskannya. Lalu kamu tiba-tiba hadir kembali untuk membuatnya lebih jelas,
tetapi aku sempat mengacuhkannya. Sebab, kisah lalu ketika sama-sama melalui
arah yang berbeda telah meninggalkan begitu banyak luka. Selain itu, aku dan
kamu berbeda. kamu memahami hidup dengan begitu tenang dan santai, terkadang
justru seolah-olah terlihat menggampangkan, itu yang aku enggan. Kamu lebih
menggilai kisah-kisah kehidupan yang menampilkan realita dunia, tanpa kisah
layaknya fairy tale atau kisah-kisah
roman dalam novel picisan yang habis kubaca. Bagimu hidup tak hanya hitam dan
putih tetapi tersirat warna lainnya didalamnya, bisa juga menjadi abu-abu.
Justru aku sebaliknya, kaku.
3.
Entah, kemudian aku diyakinkan
begitu saja. Aku dan kamu mulai merajut tanda hati, langkahku langkahmu bersama.
Menjadi tangguh untuk menopang tubuhku, menjadi pelipur lara hati ini, menjadi
rumah ditengah keletihanku, menenangkan dan menggenapkan.
0 komentar:
Posting Komentar